2017-06-22

Pemahaman Mengenal Diri


Kitab Teberubut (Kunci Pembuka dan Rahasia ILMU MA'RIFATTULLAH)

Agama Islam terdiri dari dua istilah,yaitu:

1. ISLAM INDALLAH yaitu: 
Mereka yang Masuk di dalam Islam benar-benar mengerti akan Allah dengan didasari Ilmu Ma’rifatullah, sehingga mereka dikatakan Islam di sisi Allah.

2. ISLAM INDANNAS yaitu: 
Mereka yang semenjak terlahir kedunia ini sudah di dalam keadaan beragama Islam karena Nenek Moyangnya, Datuknya, Kakek Neneknya, Mama Bapaknya semua beragama Islam Padahal tidak mengerti dan mengenal akan Allah Swt. Mereka ini dikatakan Islam di sisi Manusia (Islam Keturunan).

Untuk mencapai posisi sebagai seseorang yang beragama Islam INDALLAH maka harus ada bekal Ilmu sebagai sarana menuju Islam disisi Allah Swt yaitu Ilmu Ma’rifattullah..........DAN SUDAH WAKTUNYA UNTUK HIJRAH (PINDAH) DARI SEORANG ISLAM INDANNAS MENJADI SEORANG ISLAM INDALLAH..............

Allah swt berfirman:

“...................................Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama, sesungguhnya Allah maha perkasa dan maha pengampun.” (QS. Fathir: 28)

Bagi seseorang yang berma'rifat.., semakin dalam dan tinggi dia memahami ilmu Allah swt maka semakin dia sadar akan kebodohannya lalu menyampaikannya pada siapa saja karena Takut Azab Allah swt, Rasulullah SAW:

"Orang yang paling berat mendapat Azab Allah adalah Orang yang alim (berilmu) tetapi Allah tidak memberikan manfaat kepadanya melalui Ilmunya"

Baginya yang memberi dan memahamkan ilmu itu Allah, yang memiliki ilmu juga Allah seperti dalam Firmannya:

ASY SYAMS 8-10, yaitu:

"....Allah mengilhamkan kepada JIWA / RUH itu jalan KEFASIKAN dan KETAQWAANNYA, sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan JIWA / RUH itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.."

Jadi sesungguhnya Orang-orang yang ber Ma'rifat tetapi menjadi budak UJUB atau selalu MEMBANGGAKAN DIRI telah tertipu dengan mengira mendapatkan Ilmu Ketaqwaan yang sebenarnya adalah ilmu kefasikan............karena MEMBANGGAKAN DIRI adalah salah satu JALAN KEFASIKAN.

HAKEKAT MANUSIA atau HAKEKAT DIRI ADALAH JIWA / RUH....... DAN JIWA / RUH INILAH YANG HARUS SELALU DI BERSIHKAN... 

MEMBERSIHKAN JIWA/RUH HANYA BISA DI LAKUKAN DENGAN CARA ZIKRULLAH DAN MEMUJI ALLAH sebagaimana yang disampaikan oleh Sayyidina Ali bin Abi Talib dalam sebuah syair:

“..Zikir kepada Allah itu adalah makanan bagi jiwa (roh), dan memuji Allah itu menjadi minuman jiwa, sedang malu kepada Allah menjadi pakaian bagi jiwa, Tidak ada lagi kelezatan yang lebih utama daripada berzikir hanya kepada Allah, dan tidak ada lagi KENIKMATAN yang lebih utama daripada berhubung dan bermesra dengan Allah....”

Pemahaman HAKEKAT DIRI adalah pemahaman dasar Ilmu Ma'rifattullah dan bukan RAHASIA dan DIRAHASIAKAN..............

Surat Al Baqarah 269

"ALLAH MENGANUGRAHKAN AL HIKMAH (pemahaman yang dalam tentang Al Quran dan As sunnah) kepada siapa saja yang Dia kehendaki dan barang siapa yang dianugerahi AL HIKMAH itu maka ia benar-benar telah di anugerahi karunia yang banyak dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran dari firman Allah“

Prof. QURAISH SHIHAB dalam sebuah acara ceramah Ramadhan di METRO TV menjelaskan:

Ibarat SEBUAH KACANG......maka orang-orang yang mendapatkan ANUGRAH AL HIKMAH dapat mengetahui bahwa kacang yang berkulit keras itu ada isinya dan didalamnya ada biji yang terbungkus oleh kulit tipis dan inilah yang di sebut KACANG dan enak rasanya karena dia sudah memakannya.........

Sementara mereka yang belum mendapatkan ANUGRAH AL HIKMAH hanya mampu melihat kacang yang terbungkus kulit yang keras tanpa pernah tahu ISINYA apalagi RASANYA...............Bahkan "NGOTOT".... dan berkata Inilah KACANG....padahal yang diperlihatkan KULIT KACANGNYA...........

Coba berfikir sejenak...:......anda di sodorkan sebuah kacang untuk dimakan ....lalu kacang di buka....dan dipisahkan antara KULIT KACANG dan BIJI KACANG.....,yang mana yang anda makan?

Mengetahui ISI KACANG ibarat ILMU HAKEKAT sedangkan MERASAKAN NIKMATNYA RASA KACANG ibarat ILMU MA'RIFATTULLAH................

Syair Sayidina Ali bin Abi Thalib:

Zikir kepada Allah itu adalah makanan bagi jiwa (roh) dan memuji Allah itu menjadi minuman jiwa sedang malu kepada Allah menjadi pakaian bagi jiwa, Tidak ada lagi kelazatan yang lebih utama daripada berzikir hanya kepada Allah dan tidak ada lagi nikmat yang lebih utama daripada berhubung dan bermesra dengan Allah...” 

KENAPA SYAIR ITU HANYA MENYEBUT ZIKIR DAN TIDAK MENYEBUT SHOLAT?

Kitab Teberubut menjelaskannya dalam Pemahaman Mengenal Diri sebenar-benarnya diri..................

Itulah pentingnya MENGENAL DIRI agar tahu menempatkan diri pada posisi yang sebenarnya......dan sebagai Introveksi diri.....

DITEMUKAN BANYAK SEKALI ULASAN DI GOOGLE YANG MENYATAKAN BAHWA SUFI DAN AJARAN TASAWWUF adalah SESAT DAN MENYESATKAN.........Ulasan-ulasan tersebut TIDAK SATUPUN ADA YANG MEMBANTAH ATAU MEMBERIKAN ULASAN TANDINGAN SEBAGAI PEMBELAJARAN UNTUK UMAT agar bisa BERSIKAP MENENTUKAN MANA YANG BENAR UNTUK DI IKUTI........

Ilmunya para SUFI adalah ILMU MA'RIFATTULLAH ........
Ilmunya para WALI / AULIA adalah ILMU MA'RIFATTULLAH.....
Ilmunya para ULAMA BILLAH adalah ILMU MA'RIFATTULLAH .....

dan Ilmu Ma'rifattullah di sampaikan melalui majelis TASAWWUF dengan berbagaimacam METODE PENYAMPAIANNYA......Jadi TASAWWUF bukan ajaran yang dibuat oleh Para SUFI.......

dan jika ada yang MENYATAKAN atau MEYAKINI bahwa SUFI dan ajaran TASAWWUFNYA adalah SESAT DAN MENYESATKAN maka sama saja dengan menyatakan bahwa PARA WALI / AULIA dan PARA ULAMA BILLAH adalah SESAT dan MENYESATKAN juga....

Imam al-Barbahâri rahimahullâh mengikrarkan prinsip ini dalam kitabnya, Syarh as-Sunnah dengan ucapan beliau:

“Perhatikan dan cermatilah, semoga Allâh Ta’ala merahmatimu, semua orang yang menyampaikan satu ucapan/pemahaman di hadapanmu, maka jangan sekali-kali engkau terburu-buru untuk membenarkan dan mengikuti ucapan/pemahaman tersebut, sampai engkau tanyakan dan meneliti kembali, apakah ucapan/pemahaman tersebut pernah disampaikan oleh para sahabat Rasulullah radhiyallâhu’anhum atau pernah disampaikan oleh ulama Ahlus-Sunnah? Kalau engkau mendapatkan ucapan/pemahaman tersebut sesuai dengan pemahaman mereka, (maka) berpegang teguhlah engkau dengan ucapan/pemahaman tersebut, dan janganlah (sekali-kali) engkau meninggalkannya dan memilih pemahaman lain, sehingga (akibatnya) engkau akan terjerumus ke dalam neraka!”

Pernyataan Imam al-Barbahâri rahimahullâh sejalan dengan apa yang disampaikan oleh IMAM AL-GHAZALI.........yaitu:

"Membantah suatu faham, sebelum memahami benar hakikat faham tersebut, hanyalah kesia-siaan dan bantahan yang serampangan"....(Imam Al-Ghazali: 'Al-Munqidz min adh-Dhalal')

KITAB TEBERUBUT adalah sarana bagi umat keseluruhannya untuk MEMAHAMI HAKIKAT FAHAM para SUFI, para WALI / AULIA dan para ULAMA BILLAH.............yang di maksud oleh Imam al-Barbahâri rahimahullâh dan IMAM AL-GHAZALI......

JADI SAATNYA SEKARANG ANDA BERSIKAP......Apakah benar para SUFI, para WALI / AULIA dan Para ULAMA BILLAH yang memahami, mengamalkan dan mengajarkan ILMU MA'RIFATTULLAH melalui MAJELIS TASAWWUF itu SESAT DAN MENYESATKAN???

Hadist Qudsi dari Ali bin Abi Thalib r.a: Rasulullah Saw,bersabda: Allah Swt berfirman:

“Barang siapa berharap kepada selain AKU berarti tidak mengenal KU,barang siapa tidak mengenal-KU berarti tidak mengabdi kepada KU, barang siapa tidak mengabdi kepada KU maka berarti menjadi wajiblah kemurkaanKU, barang siapa takut kepada selain KU, halal baginya pembalasanKU“

Ali bin Abi Thalib ra. : Rasulullah saw bersabda: Allah swt berfirman:

“Barangsiapa berharap kepada selain-Ku,berarti dia tidak mengenal-Ku,barang siapa tidak mengenal Ku, berarti tidak mengabdi kepada-Ku, Barangsiapa tidak mengabdi kepada-Ku, berarti telah melukai-Ku. Karena itu, dia yang Mengagungkan selain-Ku sebenarnya telah melukai dirinya sendiri.”

Berdasarkan kedua hadist Qudsi tersebut maka sangat jelas bahwa “barang siapa tidak MENGENAL ALLAH SWT, berarti TIDAK MENGABDI kepada ALLAH SWT“ alias SYIRIK dalam beribadah.

Tuduhan atau Fitnah yang ditujukan kepada SUFI dan ajaran TASAWWUF sebagai ajaran yang SESAT DAN MENYESATKAN seringkali tidak berdasarkan BUKTI-BUKTI YANG NYATA... namun cenderung hanya atas dasar NAFSU KEBENCIAN DAN PERMUSUHAN atau hanya MENGIRA-NGIRA saja .....seperti yang di sampaikan oleh Syaikh Ihsan Ilahi Zhahir rahimahullâh berkata dalam kitab at-Tashawwuf, al-Mansya’ wa al-Mashdar (hlm. 28):

“Ketika kita mengamati lebih dalam ajaran-ajaran tasawwuf klasik maupun modern, dan ucapan-ucapan mereka yang dinukil dan diriwayatkan dalam kitab-kitab tasawwuf yang dulu maupun sekarang, kita akan melihat suatu perbedaan yang sangat jelas antara ajaran tersebut dengan ajaran Al-Qur`ân dan Sunnah.

Dan sama sekali, tidak pernah kita dapati bibit dan cikal bakal ajaran tasawwuf ini dalam perjalanan sejarah Nabi Muhammad Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam dan para sahabat beliau radhiyallâhu’anhum yang mulia, orang-orang yang terbaik dan pilihan dari hamba-hamba Allâh Ta’ala. Justru sebaliknya, kita dapati ajaran tasawwuf ini diambil dan dipungut dari kependetaan model Nashrani, dari kebrahmanaan model agama Hindu, peribadatan model Yahudi, dan zuhud model agama Budha ”.



Load comments